Posisi Pemasangan EKG dan Cara Pemasangan Alat EKG dengan Benar

Pemasangan EKG dan Dasar-Dasar Mengenai Listrik Jantung

Baiklah pada post kali ini saya akan membahas bagaimana cara pemasangan dari EKG atau Elektrokardiogram yang dimana biasanya digunakan untuk mengetahui bagai mana keadaan listrik pada jantung.normalnya EKG memiliki 5 gelombang yaitu:gelombang P,Q,R,S,T
dibawah ini nilai normal masing masing gelombang pada EKG

Normal Gelombang EKG adalah:
Gelombang P
Nilai normal :
Lebar ≤ 0,12 detik
Tinggi ≤ 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selau (-) di lead aVR
Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar 0,12-0,20 detik.
Gelombang QRS (kompleks QRS)
Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.
Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS
Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau berkurang dalamnya.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T positif, di hampir semua lead kecuali di aVR
Gelombang U
Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.
Interval PR
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler
Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari – 0,5 sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST depresi


Dasar Teori


ANATOMI DAN FUNGSIONAL SISTEM KONDUKSI JANTUNG

Sifat-Sifat Listrik Sel Jantung → Sel –sel otot jantung mempunyaisusunan ion yang berbeda antara ruang dalam sel ( ekstraseluler). Dari ion-ion ini, yang terpenting ialah ion Na+ dan ion K+ . Kadar K+ intraselular sekitar 30 kali lebih tinggi dalam ruang ekstraselular daripada dalam ruang intraselular. → Membran sel otot jantung ternyata lebih permeabel untuk ion K+ daripada untuk ion Na+ . Dalam keadaan istirahat, karena perbedaan kadar ion-ion, potensial membran bagian dalam dan bagian luar tidak sama. Membran sel otot jantung saat istirahat berada pada keadaan Polarisasi, dengan bagian luar berpotensial positif dibandingkan bagian dalam. Selisih potensial ini disebut potensial membran, yang dalam keadaan istirahat berkisar 90 mV. Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permeabel membran sehingga ion Na+ masuk kedalam sel, yang menyebabkan potensial membran berubah dari -90 mV menjadi +20 mV ( potensial diukur intraseluler terhadap ekstraseluler). Perubahan potensial membran karena stimulus ini disebut depolarisasi. Setelah proses depolarisasi. Setelah proses depolarisasi selesai, maka potensial membran kembali mencapai keadaan semula, yaitu proses Repolarisasi. Potensial aksi Bila kita mengukur potensial listrik yang terjadi dalam sel otot jantung dibandikan dengan potensial diluar sel, pada saat stimulus , maka perubahan potensial yang terjadi sebagai fungsi dari waktu, disebut potensial aksi. Kurva potensial aksi menunjukan karakteristik yang khas, yang dibagi menjadi 4 fase yaitu (Gambar 15.):

  • Fase 0 adalah : Awal potensial aksi yang berupa garis vertikal keatas yang yang merupakan lonjakan potensial sehingga mencapai +20 mV. Lonjakan potensial dalam daerah intraseluler ini disebabkan karena masuknya ion Na+ dari luar kedalam sel.
  • Fase 1 adalah : Fase repolarisasi awal yang pendek, dimana potensial kembali dari + 20 mV mendekati 0 mV
  • Fase 2 adalah : Fase datar dimana potensial berkisar pada 0 mV. Dalam fase ini terjadi gerak masuk dari ion Ca++ untuk mengimbangi gerak keluar dari ion K+ . 
  • Fase 3 adalah : Masa repolarisasi cepat dimana potensial kembali secara tajam pada tingakt awal yaitu fase 4 
Sistem Konduksi Jantung. Sistem konduksi jantung terdiri dari nodus Sini Atrial (SA), nodus Atrioventrikuler (AV), berkas His dan serabut Purkinye (Gambar 16.). Nodus SA. Nodus SA terletak pada pertemuan antara vena kava superior dengan atrium kanan. Sel-sel dalam nodus SA secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60 – 100 x/menit Nodus AV. Terletak di atas sinus koronarius pada dinding posterior atrium kanan. Sel-sel dalam nodus AV mengeluarkan impuls lebih rendah dari nodus SA yaitu 40 – 60 x/menit Berkas His. Nodus AV kemudian menjadi Berkas His yang menembus jaringan pemisah miokardium atrium dan miokardium ventrikel, selanjutnya berjalan pada septum ventrikel yang kemudian bercabang dua menjadi berkas kanan (Right Bundle Branch = RBB) dan berkas kiri (Left Bundle Branch = LBB). RBB dan LBB kemudian menuju endokardium ventrikel kanan dan kiri, berkas tersebut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinye. d. Serabut Purkinye. Serabut Purkinye mampu mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 -40 x/menit.




Ada 10 kabel dari EKG yang dihubungkan dengan pasien : 
Empat macam kabel menghubungkan antara alat EKG dengan keempat anggota gerak, yaitu : 
  • Warna merah untuk tangan kanan 
  • Warna kuning untuk tangan kiri 
  • Warna hitam untuk kaki kanan 
  • Warna hijau untuk kaki kiri 
NB:sebenarnya di ujung kabelnya ada tulisanya, C1 misal tinggal kita letakkan di V1 saja tidak perlu menghafalkan warnanya.


Enam buah elektrode untuk precordial, menghubungkan daerah prekordial dengan alat EKG, yaitu : 
  • Lead C1 warna putih / merah di V1 
  • Lead C2 warna putih / kuning di V2 
  • Lead C3 warna putih / hijau di V3 
  • Lead C 4 warna putih / coklat di V4 
  • Lead C 5 warna putih / hitam di V5 
  • Lead C 6 warna putih / ungu di V6
dengan letak 
  • V1 : Linea Parasental kanan, pada interkostal IV 
  • V2 : Linea Parasternal kiri, pada Interkostal IV, 
  • V3 : Titik Medial antara V2 dan V4 
  • V4 : Linea Mid Clavicula, pada interkostal V, 
  • V5 : Linea Aksilaris Anterior, sama tinggi dengan V4, 
  • V6 : Linea Mid Aksilaris , sama tinggi dengan V4 dan V5
Suplementutorial.blogspot.co.id



Elektrokardiogram (EKG) EKG adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung . Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Kelainan tata listrik jantung akan menimbulkan kelainan gambar EKG. Sejak Einthoven pada tahun 1903 berhasil mencatat potensial listrik yang terjadi pada waktu jantung berkontraksi, pemeriksaan EKG menjadi pemeriksaan diagnostik yang penting. Saat ini pemeriksaan jantung tanpa pemeriksaan EKG dianggap kurang lengkap. Beberapa kelainan jantung sering hanya diketahui berdasarkan EKG saja. Tetapi sebaliknya juga, jangan memberikan penilaian yang berlebihan pada hasil pemeriksaan EKG dan mengabaikan anamnesis dan pemeriksaan fisik. 1). Sandapan – sandapan pada EKG. Untuk memperoleh rekaman EKG, pada tubuh dilekatkan elektroda-elektroda yang dapat meneruskan potensial listrik dari tubuh ke sebuah alat pencatat potensial yang disebut elektrokardiograf. Pada rekaman EKG yang konvensional dipakai 10 buah elektroda, yaitu 4 buah elektroda Extremitas dan 6 buah elektroda Prekordial. Elektrodaelektroda ekstremitas masin-masing dilekatkan pada lengan kanan, lengan kiri, tungkai kanan dan tungkai kiri. Elektroda tungkai kanan selalu dihubungkan dengan bumi utnuk menjamin pontensial nol yang stabil (Gambar 17.). Lokasi penetapan elektroda sangat penting diperhatikan , karena penetapan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda. Elektroda-elektroda prekordial diberi nama V1-V6 dengan lokalisasi sebagai berikut : (Gambar 18.): V1 : Garis Parasental kanan, pada interkostal IV V2 : Garis pada Parasternal kiri, pada Interkostal IV, V3 : Titik tengah antara V2 dan V4 V4 : Garis Klavikula-tengah, pada interkostal V, V5 : Garis aksila depan, sama tinggi dengan V4, V6 : Garis aksila tengah , sama tinggi dengan V4 dan V5 Kadang-kadang diperlukan elektroda-elektroda prekordial sebelah kanan, yang disebut V3R, V4R, VSR dan V6R yang letaknya berseberangan dengan V3,V4,V5 dan V6. 

Cara memasang EKG
1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
2. Nyalakan mesin EKG
3. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan
4. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
5. Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
6. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning, kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
7. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
- V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
- V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
-V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
- V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat
- V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam
- V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
8. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
9. Buat kalibrasi, saat ini sudah bersifat otomatis dengan pilihan auto dan manual
10. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal panjang 30 kotak besar) jika ada aritmia, pakai pilihan manual untuk alat baru.
11. Semua electrode dilepas
12. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
13. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
14. Matikan mesin EKG
15. Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang merekam
16.Bersihkan dan rapikan alat

Pemasangan EKG sendri menurut saya gampang-gampang susah kalau ketemu pasien kurus biasanya lebih enak untuk memasang Leadnya karena costaenya kelihatan berbeda dengan orang yang gemuk,biasanya kita akan kebingungan untuk menentukan letak costae karena sulit teraba karena timbunan lemak.

sumber

Comments

Popular Posts